Iklan

Ratusan Tenaga Kebersihan Demo & Siap Mogok kerja

Ratusan Tenaga Kebersihan Demo & Siap Mogok kerja

Pematangsiantar – Pembaharuannews.com | Dengan menggunakan 8 unit truk pengangkut sampah, yang membawa ratusan tenaga kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Siantar berteriak, . “Pertumpahan Darahpun Jadi” kalau kesejahteraan yang selama ini tidak layak, tidak dinaikkan.

Pernyataan itu disampaikan melalui unjuk rasa di depan pintu pagar kantor Walikota Siantar yang mendapat pengawalan dari puluhan personel Polres Siantar dan Satpol PP dengan melakukan pagar betis, Jumat (8/3/2024) sekira jam 08.30 WIB.
“Kalau intimidasi dan ancaman pemecatan, itu sudah makanan kami sehari hari. Jadi kami siap untuk pertumpahan darah dan  mogok kerja sampai tuntutan kami ditindaklanjuti Ibu Walikota, ” kata Manson Butar-butar sebagai orator melalui pengeras suara yang disambut dengan teriakan semangat dari para petugas kebersihan.

Tuntutan yang diajukan  pengunjuk rasa terdiri, kenaikan gaji atau honor yang sudah tidak pernah diperhatikan sejak 9 tahun terakhir.
Pembayaran THR untuk hari Raya/Hari Natal sebulan gaji. Jaminan Hari Tua dan Kesejahteraan petugas kebersihan.
“Gaji kami selama ini hanya 50 ribu perhari atau Ro 1,5 juta per bulan. Dan itu sudah tidak layak lagi apalagi kami bekerja tidak punya hari libur. Jangankan hari Minggu, hari kemerdekaan 17 Agustus pun kami terus bekerja, ” kata Butar-butar lagi.

Pengunjuk rasa menyatakan, gaji yang layak mereka terima dan sudah harus terealisasi mulai tanggal 1 April 2024 sebesar Rp 2,1 juta per bulan di tambah dengan ekstra puding dan kesejahteraan meski itu masih di bawah ketentuan bagi peserta BPJS Kesehatan sepert disampaikan Menteri Keuangan Srimulyani sebesar Rp 2,5 juta per bulan.
Kemudian soal jaminan hari tua diminta agar ditampung. Jangan saat masih produktif dipakai dan saat usia mulai tua dibuang begitu saja bagai sampah. “Kami bukan sampah walaupun setiap hari kami bergumul dengan sampah yang mengandung penyakit. Kami jangan dibuang begitu, setelah itu jadi gembel, ” ujar pengunjuk rasa.

Saat petugas kebersihan melakukan orasi, Asisten I Pemko Siantar, Junaedi Sitanggang menemui pengunjuk rasa. Mengatakan bahwa apa yang disampaikan pada dasarnya tidak bisa direalisasi begitu saja karena ada mekanismenya. Bahkan soal kenaikan gaji harus disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah yang berkaitan dengan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ket photo. Junaidi Sitanggang menjumpai para pedemo di kantor walokota.

Pada kesempatan tersebut, Junaedi malah sempat menyinggung bahwa petugas kebersihan ada mendapatkan uang masuk dari masyarakat dengan memberi tip karena telah mengangkat sampahnya. Kemudian, tenaga kebersihan juga mendapatkan uang ekstra puding sehingga memperoleh Rp2,1 juta per bulan.

Sementara, terkait jaminan hari tua menurut Junaedi Sitanggang memang tidak ada. Namun untuk santunan  ada diberikan. Tapi saat mendengar ada santunan kepada pekerja sebelum berhenti karena sudah memasuki hari tua., langsung dibantah para pengunjuk  rasa karena itu tidak pernah diterima. .”Tidak pernah ada santunan, ” teriak pengunjuk rasa.
Terkait dengan adanya uang masuk dari masyarakat seperti yang disinggung Junaedi Sitanggang malah dikecam tenaga kebersihan. “Wah, apa uang yang diberikan masyarakat yang jumlahnya sekedar, karena kita bekerja dengan baik mengangkut sampah harus dicampuri Pemko? Apa pemberian berupa jasa itu harus masuk kas daerah? ” kata pengunjuk rasa.
Sempat terjadi perdebatan yang ternyata tidak ada titik temu. Karenanya, tenaga kebersihan tetap ngotot supaya dapat bertemu Walikota. Namun, karena Walikota  berada di luar daerah, pengunjuk rasa menyatakan siap mogok kerja sampai bisa bertemu Walikota. “Siap kita mogok kerja sampai bisa bertemu Ibu Walikota? ” tanya Manson Butar-butar kepada tenaga kebersihan lainnya dan di jawab, “Siaaap ,sampai pertumpahan darah kita juga siap, “.

Jelang beberapa saat pengunjuk rasa akhirnya meninggalkan kantor Walikota tetapi menyatakan akan kembali menemui Walikota untuk memperjuangkan aspirasi. Bergerak jalan kaki menuju kantor DPRD Siantar yang ternyata kosong karena para anggota dewan sedang melakukan kunjungan kerja keluar daerah.
Namun demikian, pengunjuk rasa berusaha bertahan sambil tetap berorasi minta supaya Sekwan datang menemui mereka. Untuk itu, ada pihak kepolisian yang berusaha menghubungi Sekwan Eka Hendra melalui telpon seluler. Saat berhasil dihubungi dan   diperdengarkan kepada pengunjuk rasa, Sekwan berjanji akan  menyampaikan aspirasi petugas kebersihan setelah anggota dewan masuk kantor.
“Tadi sudah jelas, Sekwan bilang tuntutan kita segera  disampaikan. Untuk itu, kita akan datang lagi Rabu depan. Setuju? ” tanya Manson Butar-butar kepada tenaga kebersihan lainnya dan dinyatakan  setuju dan  siap mogok kerja sampai bisa bertemu DPRD Siantar.

Selanjutnya, pengunjuk rasa meninggalkan kantor DPRD Siantar untuk kembali ke lapangan parkir Pariwisata tempat truk diperkirakan. Setelah  naik ke truk masing-masing, dab bergerak  kembali ke kantor Dinas Lingkungan Hidup Kota Siantar.(Tim)